Jumat, 04 Maret 2011

JAWABAN UJIAN SIMP

1. Upaya memberikan layanan pendidikan yang prima, kemukakan berbagai bentuk layanan akademik yang telah diberikan. Kemudian tentukan indikator pencapaiannya dan patok duga ukuran kepuasan pengguna layanan yaitu siswa, orang tua dan stake holder. Kemukakan uraian lengkap untuk masing-masing pengguna layanan tersebut.

Jawaban:

Kegiatan Korikuler bimbingan belajar yang dituntut oleh standar isi, melalui berbagai teknik, metode, strategi pembelajaran dan pemanfaatan Teknologi seperti internet.

a. Indikator pencapaian untuk siswa adalah ketuntasan belajar (Mencapai KKM).

Dalam memberi pelayanan bimbingan belajar ini guru melakukan dalam berbagai metode, teknik, strategi agar siswa tertarik untuk belajar. Dengan kemajuan teknologi serta fasilitas HOT SPOT Area yang ada disekolah maka pembelajaran bisa melalui internet, sehingga siswa dalam belajar tidak terbatas oleh waktu, ruang. Dengan adanya fasilitas yang ada serta variasi guru dalam pembelajaran maka siswa tertarik untuk belajar dalam memahami apa yang menjadi tuntutan standar isi, bila sudah memahami maka siswa akan tuntas dalam belajar atau mencapai KKM.

b. Indikator pencapaian untuk orang tua adalah adanya kompetensi yang dimiliki oleh anaknya.

Orang tua sebagai mitra sekolah dalam mendidik siswa, ikut memberi kemudahan fasilitas pada sekolah. Dengan adanya fasilitas internet siswa mudah mengetahui perkembangan anaknya tanpa harus datang sekolah, cukup dengan mengujungi Web sate sekolah. Disana sudah ada informasi-informasi yang diperlukan oleh orang tua.

c. Indikator pencapaian untuk Stake holder adalah mencapai KKM & Standar kelulusan

Dengan fasilitas yang diberikan kepala sekolah dalam menunjang pembelajaran diharapkan kemudahan guru dalam melakukan pembelajaran pada siswa, sehingga siswa mudah untuk memahami kompetensi yang diharapkan.

2.Untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada pengguna layanan sekolah dalam bidang akademik. Usulkan sebuah desain tentang sistim penjaminan mutu sekolah yang paling tepat.

Jawaban.

Quality assurance merupakan keseluruhan rencana dan kegiatan yang sistematis dalam rangka memberikan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dari sebuah mutu. Kebutuhan tersebut merupakan refleksi dari kebutuhan pelanggan. Oleh karenanya, sistem penjaminan mutu tentunya harus didukung oleh proses evaluasi secara terus-menerus sebagai alat bagi manajemen. Penjaminan mutu merupakan kegiatan untuk memberikan bukti-bukti untuk membangun kepercayaan bahwa mutu dapat berfungsi secara baik dan efektif.

Komponen dari penjaminan mutu pendidikan adalah :

a. Dilaksanakan pada level sekolah.

Setiap anggota dari institusi pendidikan tersebut sesungguhnya memiliki peran aktif dalam menentukan mutu sekolahnya. Mereka bekerjasama sebagai suatu tim yang solid. Selain itu institusi pendidikan harus memiliki tujuan, sasaran dan target yang jelas. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dituntut secara eksplisit menetapkan program dan target dari penjaminan mutu yang ingin diberikan kepada para pelanggan.

b. Kepemimpinan yang baik.

Sistem penjaminan mutu pendidikan sudah seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang kultural, suatu perubahan mendasar tentang bagaimana individu-individu dan kelompok memahami pekerjaan mereka dan peran mereka. Penciptaan kultur ini tentunya dihasilkan oleh kepemimpinan kepala institusi pendidikan yang baik. Untuk itu seorang kepala harus lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan dengan manajer dengan lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa, lebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas dibanding bersandar pada kekuasaan atau SK.

c. Didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Proses akan pengumpulan data tentang kinerja institusi pendidikan mutlak dilaksanakan sebagai bahan utama dalam melaksanakan sistem penjaminan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dimulai dari sesuatu yang jelas dan dengan tujuan yang jelas pula. Oleh karena itu, dengan tidak disertai data yang jelas dan akurat, upaya peningkatan mutu akan kabur dan keputusan yang diambil dalam peningkatan mutu akan lebih banyak bersifat spekulatif.

d. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Proses sistem penjaminan mutu pendidikan merupakan upaya panjang yang memerlukan pengerahan daya pikiran, tenaga dan dana. Semua potensi harus dikerahkan secara bersama, berkesinambungan dan konsisten dalam jangka waktu yang relatif panjang. Periode penerapan sistem penjaminan mutu harus dapat dimonitor seberapa jauh prosesnya telah berjalan, standar apa yang telah dicapai dan seberapa jauh lagi tujuan akan dapat diraih.

e. Memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah secara total.

Sebagai suatu sistem organik, maka proses penjaminan mutu di institusi pendidikan harus dilaksanakan dengan melibatkan semua unsur yang ada didalamnya seperti pimpinan, guru, pegawai administrasi, siswa, dan orang tua siswa. Institusi pendidikan berada pada bagian terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan. Masyarakat dituntut partisipasinya agar lebih memahami pendidikan dan orang tua siswa merupakan partner peningkatan mutu, sedangkan pemerintah pusat berperan sebagai penentu kerangka dasar kebijakan pendidikan. bagi institusi pendidikan dalam rangka peningkatan mutu.

f. Institusi pendidikan harus dapat memuaskan siswa dan orang tuanya.

Sistem penjaminan mutu memandang pendidikan di institusi pendidikan sebagai proses pelayanan jasa yang memposisikan siswa, orang tua siswa dan masyarakat sebagai konsumen. Karena itu kepuasan konsumen merupakan ukuran keberhasilan peningkatan mutu.


3.Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam kuantitas maupun kualitas. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu sistim informasi manajemen yang tangguh. Dalam kaitan ini sebagai bentuk pemahaman kita tentang kewajiban badan publik seperti termuat dalam pasal 7 ayat 2 dan 3 UU KIP. Bertitik tolak dari pasal ini, bagaimana sebaiknya mengembangkan sistim informasi kesiswaan yang efektif.

Jawaban.

Untuk melaksanakan dengan baik pada Sistem Informasi Kesiswaan harus diperhatikan dua perilaku yang pasti terjadi , yaitu kebaikan dan pelanggaran,. Sub dari Sistem Informasi Kesiswaan adalah SIMPATI(Sistem Penghargaan dan Takzim), yang memuat jenis kebaikan danSIMAK (Sistem Manajemen Pelanggaran dan Konsekuensi Logis) , yang memuat jenis pelanggaran. Dengan adanya dua sub ini, orang tua/wali murid dapat mengetahui perlakuan apa yang akan didapatkan kepada anak-anak mereka di sekolah bilamana berperilaku baik atau melanggar.

SIMPATI dan SIMAK mempunyai prosedur, mekanisme, dan berbagai komponen lainnya. Komponen-komponen itu merupakan produk dari Kelompok Kerja Guru (KKG). Dalam hal ini, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan merupakan koordinator dari pembentukan sistem.


Selanjutnya adalah tahap design, atau mendesain kebutuhan sistem. Dalam hal ini Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan mengumpulkan berbagai macam pelanggaran dan kebaikan yang biasa terjadi di sekolah. Segala macam tindakan amat penting untuk dicatat karena akan mendapatkan ganjaran yang juga akan disepakati bersama. Setelah segala macam pelanggaran dan kebaikan tercatat, selanjutnya adalah menentukan apakah hasil pencatatan itu layak untuk dimasukkan ke dalam sistem atau tidak. Pemilahan ini bertujuan untuk efisiensi basis data (data base). Di samping itu, kegiatan yang kasuistik dan tidak umum adalah bagian lain yang perlu penanganan lebih intens dari sekedar pencatatan biasa. Jadi, jenis pencatatan baik itu kebaikan atau pelanggaran adalah yang kebanyakan secara umum dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Oleh karena itu, secara kualitatif para guru menempatkan diri mereka sendiri sebagai instrumen yang mengamati berbagai
macam perilaku peserta didik.


Masih dalam langkah desain, setiap jenis pelanggaran mempunyai kode, konsekuensi logis, poin pelanggaran, dan tingkat pelanggaran.
Kode berfungsi agar setiap jenis am pelanggaran eksis di dalam query program basis data yang ada.


Setelah menentukan kode, langkah selanjutnya adalah memutuskan penghargaan untuk jenis kebaikan dan konsekuensi logis untuk jenis pelanggaran. Langkah selanjutnya adalah memutuskan pemberian poin untuk tiap-tiap jenis pelanggaran dan kebaikan. Poin berfungsi sebagai alat kontrol guru atau Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan di dalam mengamati perilaku peserta didik di sekolah. Poin ini menjadi sedemikian penting karena ia akan diakumulasikan setiap bulannya, dan berdasarkan mekanisme akan menjadi sebuah dasar yang obyektif di dalam memutuskan langkah selanjutnya terhadap perilaku peserta didik di sekolah. Setiap akumulasi poin punya tingkatan. Makin tinggi, maka akan makin besar dampaknya, baik itu pada SIMPATI maupun SIMAK.

Adapun informasi kesiswaan yang efektif sesuai dengan pasal 7 ayat 2 dan 3 UU KIP, adalah SIMP berbasis WEB dimana disitu dapat melayani informasi seperti :

Sistem penerimaan siswa baru

persyaratan/kriteria penerimaan siswa baru

Daya tampung

Kurikulum pendidikan

Biaya pendidikan

Profil kepala sekolah

Profil guru

Profil tenaga kependidikan lainnya

Jumlah siswa

Profil siswa

Prestasi siswa

Program Kegiatan siswa

Komptensi lulusan

Sistem penilaian

Proses belajar mengajar

Pengelolaan pendidikan

Sarana/prasarana pendidikan

Jumat, 18 Februari 2011

Artikel Tentang Siswa SMAN 1 Batanghari

Merosotnya Kemauan Belajar Anak

Sebagaian kecil Siswa/i SMAN 1 Batanghari kemauan belajarnya sangat lemah, ini ditandai dengan banyaknya mata pelajaran anak tersebut tidak tuntas juga dilihat dari keaktifan anak untuk belajar. Dari sebagian kecil itu yang paling banyak terdapat pada siswa kelas XII, ini apakah disebabkan oleh kejenuhan belajar atau anak sudah merasa lulus dari sekolah.

Artikel Tentang Pendidik SMAN 1 Batanghari

Guru IPS di Anak Tirikan oleh RSBI

Sejak 2 tahun yang lalu SMAN 1 Batanghari, mendapatkan program RSBI. Dalam program RSBI terdapatlah berbagai kegiatan untuk mencapai SBI. Salah satunya adalah kegiatan meningkatkan kualitas guru. Dimana guru dikirim untuk pendidikan dan pelatihan.

Menurut pimpinan bahwa program ini diutamakan guru IPA, guru IPS belum ada program untuk itu. Sehingga guru-guru IPA lah yang di kirim untuk pendidikan dan pelatihan, sedangkan guru IPS di nomor duakan.

Artikel Tentang Akademik SMAN 1 Batanghari

Moving Class

SMAN 1 Batanghari dalam proses belajar mengajar melaksanakan sistem moving class, ini sudah berjalan 2 tahun. Di SMAN 1 Batanghari ini siswa tidak mempunyai ruang kelas, tapi Gurulah yang memiliki ruang. Ruang kelas dibagi menurut mata pelajaran masing-masing. Dalam ruang kelas mengambarkan ciri khas mata pelajaran masing-masing. Seperti Ruang Ekonomi, dalam ruang ekonomi menunjukkan ciri khas ekonomi, misalnya ada gambar tokoh-tokoh ekonomi, grafik permintaan dan penawaran, siklus akuntansi dan sebagainya.

Prinsip moving class ini adalah mendidik siswa untuk aktif belajar, dimana belajar tumbuh dari diri anak, sehingga anaklah yang mencari guru untuk belajar. Setiap pertukaran mata pelajaran siswa menuju ruang meta pelajaran yang akan dipelajarinya. Di ruang tersebut sudah menunggu guru pembimbing mata pelajaran tersebut.